Sabtu, 01 September 2012

Membangun Indonesia dengan Pondasi Merdeka


Tujuh belas agustus tahun empat lima
Itula revolusi tiada tara
Bagi kita rakyat indonesia
Tapi mengapa kita terlena
Menganggapnya tak lebih dari seonggok sampah
Tapi mengapa
Bukankah engkau sering upacara
Mengibarkan panji sang saka
Bukankah engkau juga masih mendengar saudara
Sayup-sayup pekik di sana
Merdeka

                Puisi refleksi di atas menggambarkan indahnya satu kata. Merdeka. Kata yang sungguh indah terucap kala itu. Setelah ratusan tahun terjajah, diinja-injak dan dipulo sara bangsa asing. Mulai dari Portugis, Spanyol, Inggris, hingga dedengkot penjajah di Indonesia, Belanda. Kebijakan yang mereka ambil, mulai dari monopoli rempah-rempah, cultur stelsel hingga pembunuhan terhadap beribu-ribu bangsa pribumi yang apabila kita mengingatnya secara mendalam mungkin kia bisa menangis melihatnya.
                Tapi mengapa setelah merdeka seolah terlena? Sungguh miris memang. Melihat kemerdekaan yang ketika menebusnya saja harus dibayar dengan keringat dan darah dan setelah meredeka generasi penerunya malah mengisinya dengan foya-foya, hura-hura dan kegiatan lain sejenis yang tidak jelas jluntrungan manfaatnya. Pertanyaan yang muncul adalah apakah pantas kita membayar darah dengan hura-hura? Bukankah masih banyak pembangunan yang belum selesai. Bukankah Founding Father kita, Ir.Soekarno pernah mengatakan, “Revolusi belum selesai”.
                Kawan, di luar sana masih banyak yang masih kita perlu lakukan untuk negeri ini. Mulai dari revitalisasi ideologi bangsa kita, hingga perbaikan di berbagai sektor teknis di bangsa ini. Sudah terlalu banyak suara-suara destruktif terhadap negeri ini. Sudah terlalu banyak suara-suara apnegeri ini. Sudah sepatutnya kawan kita balas suara-suara tersebut dengan suara-suara konstruktif, suara yang membangun negeri. Satu pertanyaan yang kini muncul, bagaimana caranya untuk menggelegarkan suara konstruktif ini?
                Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah revitalisasi ideologi yang dianut secara “nyata” oleh bangsa ini. Memang kalau kita menanyakan kepada rakyat Indonesia pasti mereka menjawab bahwa idelogi mereka adalah pancasila. Memang secara tertulis dan hafalan ideologi kita adalah pancasila, akan tetapi sadarkah kita bahwa ideologi kita kini telah bergeser menuju liberalisme, hedonisme, anarkisme, dan masih banyak ideologi lainnya yang sebenarnya sudah merasuki banyak kepala rakyat Indonesia. Dan anehnya virus-virus ideologi ini rata-rata bukan virus lokal. Apa artinya? Berarti ada infiltrasi dari asing dalam hal menginjeksikan virus-virus ideologi semacam liberalisme, hedonisme, anarkisme, apatisme ke dalam kepala rakyat Indonesia. Mereka sadar cara melumpuhkan suatu bangsa dimulai dari kepala dahulu. Setelah kepala tunduk maka seluruh tubuh juga akan ikut tunduk pada mereka. Memang nista sekali rencana mereka. Akan tetapi kita harus meng-counternya dengan aksi nyata. Kita tanamkan rasa cinta kepad negeri ini, rasa memiliki negeri ini, rasa peduli terhadap bangsa kita sendiri, dan rasa optimisme terhadap masa depan bangsa ini minimal dari diri kiita masing-masing. Setelah terpatri kuat marilah seara halus kita persuasikan hal ini kepada teman-teman kita, saudara kita, orang tua kita, dan orang-orang di sekitar kita lainnya. Suatu perubahan besar akan dimulai dari aksi kecil yang nyata.
                Setelah itu marilah kita kita isi kemerdekaan ini dengan pembangunan. Mungkin ada di antara kita nantinya yang akan terjun ke private sector, public sector, maupun third sector. Marilah sejak awal kita rencanakan apa kontribusi kita nantinya ketika sudah menjadi profesional, entrepreneur, stakeholder pemerintahan terhadap negeri ini. Sedikit langkah awal memulai ini adalah apakah kontribusi terbaik anda untuk bangsa ini sebagai mahasiswa. Apakah Anda telah menanamkan sikap moral yang baik sebagai warga negara Indonesia? Apakah selama ini Anda selalu jujur dalam pngisian absen kelas dan menjawab soal ujian? Apaha Anda serius dan jujur dalam mengerjakan tugas akhir? Apakah program kreativitas mahasiswa yang kalian jalankan sebenarnya hanya untuk memenuhi prestise pribadi ataukan sebagai solusi inovatif permasalahan bangsa ini? Hanya kitalah yang mampu menjawab pertanyaan ini. Dan semoga selalu ada perbaikan diri kita demi bangsa Indoensia yang lebih baik dan bermartabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar