Tujuh belas agustus tahun empat
lima
Itula revolusi tiada tara
Bagi kita rakyat indonesia
Tapi mengapa kita terlena
Menganggapnya tak lebih dari
seonggok sampah
Tapi mengapa
Bukankah engkau sering upacara
Mengibarkan panji sang saka
Bukankah engkau juga masih
mendengar saudara
Sayup-sayup pekik di sana
Merdeka
Puisi refleksi di
atas menggambarkan indahnya satu kata. Merdeka. Kata yang sungguh indah terucap
kala itu. Setelah ratusan tahun terjajah, diinja-injak dan dipulo sara bangsa asing. Mulai dari Portugis, Spanyol, Inggris,
hingga dedengkot penjajah di Indonesia, Belanda. Kebijakan yang mereka ambil,
mulai dari monopoli rempah-rempah, cultur stelsel hingga pembunuhan terhadap
beribu-ribu bangsa pribumi yang apabila kita mengingatnya secara mendalam
mungkin kia bisa menangis melihatnya.
Tapi mengapa
setelah merdeka seolah terlena? Sungguh miris memang. Melihat kemerdekaan yang
ketika menebusnya saja harus dibayar dengan keringat dan darah dan setelah meredeka
generasi penerunya malah mengisinya dengan foya-foya, hura-hura dan kegiatan
lain sejenis yang tidak jelas jluntrungan
manfaatnya. Pertanyaan yang muncul adalah apakah pantas kita membayar darah
dengan hura-hura? Bukankah masih banyak pembangunan yang belum selesai.
Bukankah Founding Father kita,
Ir.Soekarno pernah mengatakan, “Revolusi belum selesai”.
Kawan, di luar
sana masih banyak yang masih kita perlu lakukan untuk negeri ini. Mulai dari
revitalisasi ideologi bangsa kita, hingga perbaikan di berbagai sektor teknis
di bangsa ini. Sudah terlalu banyak suara-suara destruktif terhadap negeri ini.
Sudah terlalu banyak suara-suara apnegeri ini. Sudah sepatutnya kawan kita
balas suara-suara tersebut dengan suara-suara konstruktif, suara yang membangun
negeri. Satu pertanyaan yang kini muncul, bagaimana caranya untuk
menggelegarkan suara konstruktif ini?
Hal pertama yang
perlu kita lakukan adalah revitalisasi ideologi yang dianut secara “nyata” oleh
bangsa ini. Memang kalau kita menanyakan kepada rakyat Indonesia pasti mereka
menjawab bahwa idelogi mereka adalah pancasila. Memang secara tertulis dan
hafalan ideologi kita adalah pancasila, akan tetapi sadarkah kita bahwa
ideologi kita kini telah bergeser menuju liberalisme, hedonisme, anarkisme, dan
masih banyak ideologi lainnya yang sebenarnya sudah merasuki banyak kepala
rakyat Indonesia. Dan anehnya virus-virus ideologi ini rata-rata bukan virus
lokal. Apa artinya? Berarti ada infiltrasi dari asing dalam hal menginjeksikan
virus-virus ideologi semacam liberalisme, hedonisme, anarkisme, apatisme ke
dalam kepala rakyat Indonesia. Mereka sadar cara melumpuhkan suatu bangsa
dimulai dari kepala dahulu. Setelah kepala tunduk maka seluruh tubuh juga akan
ikut tunduk pada mereka. Memang nista sekali rencana mereka. Akan tetapi kita
harus meng-counternya dengan aksi
nyata. Kita tanamkan rasa cinta kepad negeri ini, rasa memiliki negeri ini,
rasa peduli terhadap bangsa kita sendiri, dan rasa optimisme terhadap masa
depan bangsa ini minimal dari diri kiita masing-masing. Setelah terpatri kuat
marilah seara halus kita persuasikan hal ini kepada teman-teman kita, saudara
kita, orang tua kita, dan orang-orang di sekitar kita lainnya. Suatu perubahan
besar akan dimulai dari aksi kecil yang nyata.
Setelah itu
marilah kita kita isi kemerdekaan ini dengan pembangunan. Mungkin ada di antara
kita nantinya yang akan terjun ke private
sector, public sector, maupun third sector. Marilah sejak awal kita
rencanakan apa kontribusi kita nantinya ketika sudah menjadi profesional, entrepreneur, stakeholder pemerintahan terhadap negeri ini. Sedikit langkah awal
memulai ini adalah apakah kontribusi terbaik anda untuk bangsa ini sebagai
mahasiswa. Apakah Anda telah menanamkan sikap moral yang baik sebagai warga
negara Indonesia? Apakah selama ini Anda selalu jujur dalam pngisian absen
kelas dan menjawab soal ujian? Apaha Anda serius dan jujur dalam mengerjakan
tugas akhir? Apakah program kreativitas mahasiswa yang kalian jalankan
sebenarnya hanya untuk memenuhi prestise pribadi ataukan sebagai solusi
inovatif permasalahan bangsa ini? Hanya kitalah yang mampu menjawab pertanyaan
ini. Dan semoga selalu ada perbaikan diri kita demi bangsa Indoensia yang lebih
baik dan bermartabat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar