Selasa, 04 Desember 2012

Perubahan itu.......


Perubahan pada dasarnya adalah merubah cara manusia dalam berpikir dan berperilaku. Mengapa perubahan amat erat kaitannya dengan perubahan cara manusia dalam berpikir dan berperilaku? Hal ini didasarkan pada pola yang ada pada manusia itu sendiri. Pikiran manusialah yang pertama kali akan memulai suatu perilaku dan perilaku adalah salah satu basis dari karakter  yang akan dilakukan manusia. Istilahnya siapa menabur pikir dia akan menuai perilaku, siapa menabur perilaku dia akan menuai kebiasaan, dan siapa menabur kebiasaan dia akan menuai karakter. Jadi karater perubahan yang sebenarnya sudah ada pada diri kita masing-masing dapat berkembang dengan adanya perubahan midset berpikir terlebih dahulu pada diri kita.
                Salah satu pertanyaan yang perlu dan harus sering kita afirmasikan pada diri kita adalah “Siapakah saya sesungguhnya dan apakah saya punya potensi untuk memperbaharui dunia ini?”. Urgensi dari afirmasi pernyataan ini sebenarnya untuk proses refleksi diri kita, siapakah kita sekaligus untuk kembali menanyakan pada diri kita kemampuan apa yang kita miliki sebagai salah satu bagian dari agen perubahan. Jika misalnya kita saja tidak mengetahui siapa diri kita misalnya, bagaimana kita mau menjadi salah satu agen perubahan? Atau ketika kita belum mengetahui potensi yang kita miliki untuk merubah, pertanyaan yang timbul adalah bagaimana perubahan itu akan efektif atau bahkan dapat berlangsung dengan mulus.
Orang dengan DNA Unggul
                Di bagian selanjutnya akan dibahas mengenai beberapa manusia dengan DNA unggul. Mereka antara lain adalah  Prof. Muhammad Yunus,  Paul S. Otellini,  Sheikh Mohammed in Rasyid Al Maktoum, dan  Martin Luther King.
                Orang pertama dengan DNA perubahan yang unggul adalah Prof. Muhammad Yunus. Beliau merupakan salah satu pencetus berdirinya “Bank untuk Para Pengemis”. Beliau memiliki beberapa paradigma yang cukup sensasional dan patut unutk kita teladani, yaitu:
1.       Kemiskinan serupa dengan pohon bonsai
                Yang dimaksud kemiskinan seperti pohon bonsai adalah kemiskinan merupakan sesuatu yang kecil dan sebenarnya mudah untuk terus dipangkas. Mungkin banyak orang berpendapat bahwa kemiskinan sangat sulit untuk diberantas, akan tetapi menurut Prof. Muhammad Yunus kemiskinan akan mudah diberantas apabila kita mulai memberantasnya dari daun-daun dan ranting-rantingnya, yaitu para rakyat miskin, atau dalam case ini berupa pengemis.
2.       3 Hal Pengubah kemiskinan : akses, bebas jaminan, cicilan ringan.
                Paradigma kedua Prof. Muhammad Yunus adalah kemiskinan pada dasarnya diakibatkan oleh 3 hal, yaitu keterbatasan akses, jaminan yang berat, dan cicilan hutang usaha yang cukup berat. Seringkali satu dari 3 sebab ini cukup untuk menggiring seseorang menuju kemiskinan, apalagi akalu ketiganya bersinergi membentuk suatu complicated case, sudah barang tentu seseorang tersebut akan menjadi salah satu bagian dari kemiskinan. Maka dari itu Prof. Muhammad Yunus menganjurkan bahwa kemiskinan dapat diberantas dengan memberikan akses modal usaha yang jelas yang bebas jaminan, dengan cicilan modal usaha yang bernominal kecil.
3.       Sasaran utama adalah perempuan
                Perempuan merupakan salah satu sasaran penting pemberantasan kemiskinan adalah paradigma pemikiran Prof. Muhammad Yunus berikutnya. Mengapa Prof. Muhammad Yunus memilih perempuan menjadi salah satu agen penting pemberantasan kemiskinan? Hal ini dikarenakan perempuan memiliki karakter teliti sehingga diharapkan dengan memberikan peluang kepada perempuan dengan berupa modal usaha diharapkan perekonomian suatu keluarga, bahkan suatu negara akan dapat meningkat sehingga kemiskinan menurun agkanya.
4.       work heart bukan work hard
                Sedangkan paradigma terakhir beliau adalah  work heart bukan work hard”. Hal ini berarti menurut beliau pemberantasan kemiskinan pada dasarnya adalah perjuangan yang dimulai dari hati bukan dari usaha fisik semata.
 Dan itulah perubahan. Perubahan itu digagas oleh orang yang cerdas, dilaksanakan orang yang berani dan demenangkan oleh orang yang ikhlas. So, maukah kita memegang peran dalam perubahan itu. Let's move and go ahead!

Sabtu, 01 September 2012

Membangun Indonesia dengan Pondasi Merdeka


Tujuh belas agustus tahun empat lima
Itula revolusi tiada tara
Bagi kita rakyat indonesia
Tapi mengapa kita terlena
Menganggapnya tak lebih dari seonggok sampah
Tapi mengapa
Bukankah engkau sering upacara
Mengibarkan panji sang saka
Bukankah engkau juga masih mendengar saudara
Sayup-sayup pekik di sana
Merdeka

                Puisi refleksi di atas menggambarkan indahnya satu kata. Merdeka. Kata yang sungguh indah terucap kala itu. Setelah ratusan tahun terjajah, diinja-injak dan dipulo sara bangsa asing. Mulai dari Portugis, Spanyol, Inggris, hingga dedengkot penjajah di Indonesia, Belanda. Kebijakan yang mereka ambil, mulai dari monopoli rempah-rempah, cultur stelsel hingga pembunuhan terhadap beribu-ribu bangsa pribumi yang apabila kita mengingatnya secara mendalam mungkin kia bisa menangis melihatnya.
                Tapi mengapa setelah merdeka seolah terlena? Sungguh miris memang. Melihat kemerdekaan yang ketika menebusnya saja harus dibayar dengan keringat dan darah dan setelah meredeka generasi penerunya malah mengisinya dengan foya-foya, hura-hura dan kegiatan lain sejenis yang tidak jelas jluntrungan manfaatnya. Pertanyaan yang muncul adalah apakah pantas kita membayar darah dengan hura-hura? Bukankah masih banyak pembangunan yang belum selesai. Bukankah Founding Father kita, Ir.Soekarno pernah mengatakan, “Revolusi belum selesai”.
                Kawan, di luar sana masih banyak yang masih kita perlu lakukan untuk negeri ini. Mulai dari revitalisasi ideologi bangsa kita, hingga perbaikan di berbagai sektor teknis di bangsa ini. Sudah terlalu banyak suara-suara destruktif terhadap negeri ini. Sudah terlalu banyak suara-suara apnegeri ini. Sudah sepatutnya kawan kita balas suara-suara tersebut dengan suara-suara konstruktif, suara yang membangun negeri. Satu pertanyaan yang kini muncul, bagaimana caranya untuk menggelegarkan suara konstruktif ini?
                Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah revitalisasi ideologi yang dianut secara “nyata” oleh bangsa ini. Memang kalau kita menanyakan kepada rakyat Indonesia pasti mereka menjawab bahwa idelogi mereka adalah pancasila. Memang secara tertulis dan hafalan ideologi kita adalah pancasila, akan tetapi sadarkah kita bahwa ideologi kita kini telah bergeser menuju liberalisme, hedonisme, anarkisme, dan masih banyak ideologi lainnya yang sebenarnya sudah merasuki banyak kepala rakyat Indonesia. Dan anehnya virus-virus ideologi ini rata-rata bukan virus lokal. Apa artinya? Berarti ada infiltrasi dari asing dalam hal menginjeksikan virus-virus ideologi semacam liberalisme, hedonisme, anarkisme, apatisme ke dalam kepala rakyat Indonesia. Mereka sadar cara melumpuhkan suatu bangsa dimulai dari kepala dahulu. Setelah kepala tunduk maka seluruh tubuh juga akan ikut tunduk pada mereka. Memang nista sekali rencana mereka. Akan tetapi kita harus meng-counternya dengan aksi nyata. Kita tanamkan rasa cinta kepad negeri ini, rasa memiliki negeri ini, rasa peduli terhadap bangsa kita sendiri, dan rasa optimisme terhadap masa depan bangsa ini minimal dari diri kiita masing-masing. Setelah terpatri kuat marilah seara halus kita persuasikan hal ini kepada teman-teman kita, saudara kita, orang tua kita, dan orang-orang di sekitar kita lainnya. Suatu perubahan besar akan dimulai dari aksi kecil yang nyata.
                Setelah itu marilah kita kita isi kemerdekaan ini dengan pembangunan. Mungkin ada di antara kita nantinya yang akan terjun ke private sector, public sector, maupun third sector. Marilah sejak awal kita rencanakan apa kontribusi kita nantinya ketika sudah menjadi profesional, entrepreneur, stakeholder pemerintahan terhadap negeri ini. Sedikit langkah awal memulai ini adalah apakah kontribusi terbaik anda untuk bangsa ini sebagai mahasiswa. Apakah Anda telah menanamkan sikap moral yang baik sebagai warga negara Indonesia? Apakah selama ini Anda selalu jujur dalam pngisian absen kelas dan menjawab soal ujian? Apaha Anda serius dan jujur dalam mengerjakan tugas akhir? Apakah program kreativitas mahasiswa yang kalian jalankan sebenarnya hanya untuk memenuhi prestise pribadi ataukan sebagai solusi inovatif permasalahan bangsa ini? Hanya kitalah yang mampu menjawab pertanyaan ini. Dan semoga selalu ada perbaikan diri kita demi bangsa Indoensia yang lebih baik dan bermartabat.

Ospek yang Bermartabat Demi Generasi Baru yang Lebih Hebat


Ospek, Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus. Mendengar kata ospek terbayang sejuta pikiran negatif yang menyelubungi pikiran kita. Ospek itu perploncoan senior ke junior yang tak jarang berakhir dengan kekerasan. Bagaimana kita tidak berpikir seperti ini, wong selama ini kita selalu disuguhi berita kematian mahasiswa akibat mengikuti kegiatan ospek. Berita terbaru adalah kematian 1 orang mahasiswa Fakultas MIPA UNHAS yang mengikiuti ospek pada tahun ajaran 2011 lalu.
            Berbicara mengenai urgensi ospek bagi mahasiswa baru, sebenarnya ospek itu sangat penting bagi mereka. Ospek merupakan sarana mahasiswa baru mengenal kebudayaan kampus. Dengan mengenal lebih dalam mengenai budaya kampus tersebut, mahasiswa baru diharapkan tidak canggung lagi terhadap dunia pergaulan di kampus, sistem pembelajaran yang diterapkan di jurusan tersebut, sampai mengetahui karakter lulusan yang ingin dicetak dari jurusan tersebut. Hasil yang diharapkan adalah mahasiswa yang “siap tempur” nantinya dalam berkuliah dan warga negara profesional yang mampu menyelesaikan berbagai macam permasalahan bangsa pada profesi yang ditekuninya.
            Jadi dapat dikatakan ospek sangatlah urgen keberadaannya bagi mahasiswa baru dam hal pengenalan kondisi lingkingan secara komprehensif. Ospek dengan format apa yang harus diusung? Menurut pendapat saya ospek yang diusung haruslah bermartabat dan diisi dengan skill development. Bermartabat dalam arti perlakuan mahasiswa lama terhadap mahasiswa baru yang saling menghrmati dan menghargai, dihapuskannya sistem feodal yang rigid yang sebelumnya dapat membawa ospek pada tindak perploncoan, bahkan kekerasan. Dan satu lagi yang penting ditambahkan pada ospek adalah pelatihan basic skill untuk mahasiswa baru, seperti pelatihan diskusi, brainstorming, menulis, dan skill lain yang sekiranya sangat dibutuhkan oleh mahasiswa baru dalam menjaani kehidupannya di kampus nanti, baik sebagai akademisi maupun aktivis. Mari kita sambut ospek yang bermartabat demi generasi baru yang lebih hebat yang akan menjadikan negeri kita ini lebih kuat.

HIDUP MAHASISWA!
HIDUP RAKYAT INDONESIA! 
           

Sabtu, 09 Juni 2012

Propaganda Peak Oil; Ternyata Minyak Bumi Bukan Berasal Dari Fosil


KEBIJAKAN pemerintah soal bahan bakar minyak (BBM) selalu saja ditunggu dengan harap-harap cemas, begitupun penetapan kuota produksi negara-negara penghasil minyak (OPEC), yang berdampak pada fluktuasi harga BBM di pasar internasional selalu diamati dengan penuh kekhawatiran.

Pesimistis dalam dunia perminyakan secara tidak sadar memang telah dibangun dari awalnya. Kita semua percaya bahwa minyak bumi adalah bahan bakar fosil, hampir setiap hari “fakta” ini disebut dalam berbagai media massa. Lalu siapa sebenarnya yang pertama mengajukan teori (tepatnya hipotesis) yang kadung dipercaya semua orang ini? Adalah Mikhailo V. Lomonosov, seorang cendekiawan besar Rusia, yang pada 1757 mengajukan sebuah hipotesis bahwa minyak bumi berasal dari sisa-sisa makhluk hidup.
Berdasarkan hipotesis ini, berarti minyak mentah akan terbentuk sangat lambat, karena berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang telah mati, melewati jutaan tahun terkubur di bawah batuan,  mengalami  tekanan dan suhu yang luar biasa, lalu mengubahnya menjadi minyak mentah.
Industri minyak bumi modern lahir 145 tahun yang lalu di Titusville, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS) ketika Edwin Drake sukses melakukan pemboran pertama minyak bumi di AS. Kala itu hampir tidak ada yang mengkhawatirkan berapa lama lagi perut bumi menyediakan minyaknya untuk dambil? Tetapi sejak produksi minyak di AS memuncak sekitar 1970, sejumlah ahli geologi, ahli ekonomi dan analis industri mulai mempertimbangkan sebuah pertanyaan, berapa lama lagi pasokan minyak bumi dunia bisa memenuhi permintaan yang terus meningkat? Banyak kalangan memprediksi, produksi minyak global akan mencapai puncaknya beberapa tahun ke depan.
Konsekuensi dari hipotesis “bahan bakar fosil” tentunya menyisakan pertanyaan-pertanyaan pesimis seperti itu. Berapa banyak minyak mentah yang masih tersisa di dalam perut bumi? Dan kapan habisnya?
Menurut National Geographic, jumlah minyak mentah yang tersisa di bumi diprediksi sekitar 1,2 triliun barrel. Walaupun ladang minyak baru banyak ditemukan, tetapi pasokan saat ini tidak sebanding dengan penemuan-penemuan ladang tersebut. Berdasarkan gambaran konsumsi saat ini, berarti perkiraan 1,2 triliun barrel minyak bumi akan habis dalam tempo 44 tahun.
Benarkah masa kejayaan energi tak terbarukan ini akan segera berakhir? Akankah tak kan tersisa lagi tetesan minyak di jebakan kerak bumi? Ataukah ini hanya isu-isu yang sengaja dihembuskan untuk melambungkan harga “emas hitam” ini?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut kita mesti meninjau ulang hipotesis biogenik Lomonosov yang dibuat hampir 250 tahun yang lalu itu. Beberapa ilmuwan mulai mempertanyakan pandangan tradisional ini. Pada abad ke-19 hipotesis  ini untuk pertama kalinya ditolak seorang naturalis dan geolog Jerman kenamaan, Alexander von Humboldt, dan ahli kimia termodinamik Prancis, Louis Joseph Gay-Lussac, kemudian mereka mengajukan dalil alternatif yang menyatakan bahwa minyak bumi adalah materi primordial (purba) yang memancar dari tempat yang sangat dalam, dan tak ada hubungannya dengan materi biologis dari permukaan bumi.
Dengan berkembangnya ilmu kimia selama abad kesembilan belas, terutama ketika hukum kedua termodinamika ditemukan oleh Clausius pada 1850, hipotesis Lomonosov terus diserang, tak kurang dari pakar kimia Prancis Marcellin Berthelot mencemooh hipotesis asal biologis dari minyak bumi ini. Berthelot adalah orang pertama yang melakukan percobaan yang melibatkan serangkaian apa yang sekarang disebut sebagai reaksi Kolbe dan menunjukkan bahwa minyak bumi bisa dihasilkan dengan melarutkan baja dengan asam kuat tanpa melibatkan molekul atau proses biologis.
Selama kuartal terakhir abad kesembilan belas, ahli kimia Rusia Dmitri Mendeleevjuga menguji dan menolak hipotesis Lomonosov ini.  Mendeleev menyatakan dengan jelas bahwa minyak bumi merupakan bahan primordial yang keluar dari kedalaman yang jauh. Dengan persepsi yang luar biasa, Mendeleev membuat hipotesis tentang adanya struktur geologi yang ia sebut “patahan dalam” (deep fault) tempat minyak bumi melaluinya dari kedalaman.
Pada 1951, dalam sebuah kongres geologi minyak bumi, seorang geolog asal Rusia Nikolai  A. Kudryavtsev mengajukan teori asal-usul minyak bumi abiotik atau abiogenik, setelah menganalisis hipotesis Lomonosov yang terbukti salah. Inilah untuk pertama kalinya teori abiotik modern dicanangkan untuk mengganti teori konvensional.
Kudryavtsev tidaklah sendiri, dia mendapat banyak dukungan termasuk dari para ilmuwan barat, seperti Thomas Gold dan Dr JF Kenney.  Bahkan Kenney bersama ilmuwan Rusia lainnya benar-benar mampu membangun reaktor dan membuktikan minyak bumi bisa dihasilkan dari kalsium karbonat dan oksida besi, dua senyawa yang melimpah di kerak bumi.
Baru-baru ini, para peneliti dari Royal Institute of Technology  di Stockholm, Swedia telah berhasil membuktikan bahwa fosil-fosil dari hewan dan tumbuhan tidak lagi diperlukan untuk menghasilkan minyak mentah. Temuan ini begitu revolusioner karena sangatlah berarti, di satu sisi akan memudahkan menemukan sumber-sumber energi, di sisi lain sumber energi ini dapat ditemukan di seluruh dunia.
“Dengan menggunakan penelitian ini, bahkan kami dapat mengatakan di mana minyak bumi dapat ditemukan di Swedia,” kata Vladimir Kutcherov, profesor yang memimpin riset ini.
Bersama dengan koleganya, Vladimir Kutcherov telah melakukan simulasi suatu proses yang melibatkan tekanan dan panas yang terjadi secara alami di lapisan dalam bumi, proses yang menghasilkan hidrokarbon, komponen utama dalam minyak dan gas alam.
Menurut Kutcherov, penemuan ini mengindikasikan dengan jelas bahwa pasokan minyak bumi tidak akan habis. “Tidak ada keraguan bahwa penelitian kami membuktikan bahwa minyak mentah dan gas alam yang dihasilkan, tanpa melibatkan fosil. Semua jenis batuan dasar dapat berfungsi sebagai reservoir minyak,” kata Vladimir Kutcherov kepada Science Daily, baru-baru ini.
Kutcherov pun mampu membuktikan bahwa hidrokarbon dapat dibuat  dari air, kalsium karbonat  dan zat besi. Ini berarti  minyak bumi merupakan sumber energi berkelanjutan dan terbarukan.
Proses abiotik untuk menghasilkan minyak bumi dimungkinkan lewat proses yang disebutFischer-Tropsch, reaksi kimia yang mengubah campuran karbonmonoksida dan hidrogen menjadi hidrokarbon cair. Proses ini dikembangkan dan dipatenkan pada tahun 1920, kemudian digunakan selama Perang Dunia II  oleh Jerman dan Jepang. Proses ini pun menjadi dasar penciptaan bahan bakar jet yang dibuat dari air di AS, seperti dilaporkan majalah Wired (9/9/09).
Misteri Pulau Eugene 330 dan cadangan Minyak Yang Terisi Kembali
Pulau Eugene merupakan ladang minyak di Teluk Meksiko, sekitar 80 mil lepas pantai Louisiana, AS. Lansekap kepulauan ini terbelah dengan celah dan rekahan dalam yang spontan memuntahkan  gas dan minyak. Ladang minyak ini ditemukan pada 1973 dan  mulai memproduksi sekitar 15.000 barel per hari. Pada 1989, aliran minyaknya berkurang menjadi 4.000 barel per hari. Tetapi tanpa alasan logis apapun, secara tiba-tiba produksinya meningkat menjadi 13.000 barel. Selain itu, taksiran cadangan meroket 60-400 juta barel.
Apa yang terjadi di bawah Teluk Meksiko?
Apa yang ditemukan para peneliti ketika menganalisis ladang minyak ini dengan pencitraan  seismik 3-D? Ternyata ada patahan dalam yang tidak bisa dijelaskan, dan minyak telah memancar dari suatu kedalaman yang tidak diketahui sebelumnya, dan bermigrasi ke atas melalui batuan untuk mengisi pasokan yang ada.
Para peneliti menemukan ketika mereka menganalisis ladang minyak dengan selang waktu pencitraan 3-D seismik bahwa minyak memancar dalam dari sumber yang lebih dalam yang sebelumnya tidak diketahui dan bermigrasi naik melalui celah bebatuan untuk mengisi pasokan yang ada.Selanjutnya, analisis minyak yang sekarang sedang diproduksi di Pulau Eugene menunjukkan perbedaan usia geologis dari minyak yang diproduksi di sana sebelum tahun 1989. Dugaan kuat, minyak mentah yang baru, muncul dari sumber yang berbeda, sumber yang tidak bisa dijelaskan.
Perkiraan terakhir dari cadangan minyak kemungkinan naik dari 60 juta barel menjadi 400 juta barel. Baik ilmuwan dan ahli geologi dari perusahaan-perusahaan minyak besar telah melihat bukti dan mengakui bahwa ladang minyak Pulau Eugene mengalami pengisian ulang sendiri.
Sumber minyak dari suatu kedalaman di Pulau Eugene sangat mendukung teori Thomas Gold yang ditulis dalam bukunya The Deep Hot Biosphere. Gold menetapkan, “minyak bumi sebenarnya adalah aliran primordial terbarukan yang terus-menerus diproduksi oleh bumi dalam kondisi panas dan tekanan yang luar biasa. Ketika zat ini bermigrasi ke permukaan, ia diserbu oleh bakteri, sehingga minyak bumi tampak seperti memiliki asal usul organik dari zaman dinosaurus. “
Sumber minyak di Pulau Eugene serta gagasan Gold membuat insinyur perminyakan bertanya-tanya tentang situasi yang sama di ladang minyak Timur Tengah yang tak ada habisnya.
“Timur Tengah memiliki lebih dari dua kali lipat cadangan minyak dalam 20 tahun terakhir, meskipun setengah abad dieksploitasi dan penemuan baru relatif sedikit,” ujar  Norman Hyne, seorang profesor di Universitas Tulsa, Oklahoma, AS. “Teori  yang tak konvensional (teori abiogenik ) tentunya akan berubah menjadi benar,” katanya.
Keberadaan ladang minyak yang bisa memperbaharui pasokan sendiri menghancurkan mitos teori asal usul minyak.dan Jika minyak memang benar-benar berasal darizat anorganik alami maka bagaimana bisa dikatakan minyak adalah energi tak terbarukan ?
Beberapa Contoh Bukti Kasus Konspirasi Kebohongan tentang Kelangkaan Sumber Minyak
Inti dari masalah ini adalah bahwa jika minyak banyak di daerah-daerah di mana kita diberitahu oleh pemerintah dan perusahaan minyak yang tidak memiliki bukti yang jelas bahwa kelangkaan buatan disimulasikan dalam rangka untuk mendorong maju segudang agenda lainnya. Dan kami memiliki contoh nyata dimana hal ini telah terjadi.
Seperti pada perusahaan pengeboran minyak raksasa Chevron dan Texaco, mereka mendapat memo untuk sengaja menciptakan kelangkaan minyak dengan membatasi kapsitas produksi dengan menutup kilang minyak tertentu dengan alasan minyak telah habis di sumber tersebut. Ini adalah upaya lobi nasional yang dipimpin oleh American Petroleum Institute untuk mendorong perusahaan-perusahaan kilang minyak untuk melakukan hal ini.
” Sebuah memo internal yang Chevron menyatakan; “Seorang analis energi senior di konvensi API baru-baru ini memperingatkan bahwa meskipun industri minyak AS tidak mengurangi kapasitas penyulingan hal ini tidak akan menimbulkan peningkatan substansial dalam margin kilang.”
Memo ini semakin memperjelas bahwa gagasan untuk pengurangan dalam kapasitas penyulingan dan pembatasan dalam membuka kilang baru tidak datang dari organisasi lingkungan, seperti yang dikatan oleh para produsen minyak , tetapi melalui kebijakan yang disengaja dari mereka sendiri.
Program Illuminati Dibalik Kebohongan Keterbatasan Alam Dalam Produksi Minyak Bumi
Teori Peak Oil adalah kebohongan masif yang dirancang untuk menciptakan kelangkaan buatan demi mendongkrak harga, juga memberikan negara sebuah alasan untuk mengorbankan standar hidup yang telah kita perjuangkan dengan susah payah. Publisitas menciptakan CFR dan Club of Rome strategy manual sejak 30 tahun lalu mengatakan bahwa pemerintah global perlu mengontrol populasi dunia melalui neo-feodalisme dengan menciptakan kelangkaan buatan.
Sekarang arsitek sosial de-industrialisasi Amerika Serikat menyalahkan disintegrasi ekonomi kita pada kurangnya pasokan energi.
Sekarang ekonomi dunia telah menjadi begitu terpusat melalui operasi globalisasi, mereka akan terus mengkonsolidasikan dan menyalahkan pemakaian berlebihan atas bahan bakar yang bersumber dari fosil, sementara pada saat yang sama mereka juga menghalangi pengembangan dan integrasi teknologi bersih yang terbarukan.
Dengan kata lain, Sumber minyak bumi yang dinyatakan dari fosil mahluk hidup adalah kebohongan besar untuk menciptakan kelangkaan buatan dan mengendalikan harga . Sementara itu, teknologi bahan bakar alternatif yang telah ada selama beberapa dekade juga sengaja ditekan pengembangannya. Peak Oil adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh elit, oleh industri minyak, oleh orang-orang bahwa Anda akan berpikir puncak minyak akan membahayakan, kecuali itu adalah penutup untuk agenda lain.

Produksi Minyak Dunia Menurut Sekenario Peak Oil Theory
Dan begitulah realitanya dunia ini yang penuh dengan kepalsuan. Teori bahwa minyak bumi berasal dari sisa fosil biologis zaman dahulu memanglah sebuah kebohongan besar dari para elit zionis-Illuminati (yang memang sejak awal menguasai bisnis minyak, media, dan institusi pendidikan). Illuminati ingin menggunakan propaganda Peak Oil untuk menaikkan harga minyak dan mengeksekusi rencana depopulasi dunia mereka.
Saat harga minyak naik melewati kemampuan beli sejumlah besar negara, hanya negara-negara yang diizinkan hidup oleh Illuminati yang akan mendapatkan minyak. Beberapa milyar penduduk bumi akan dimusnahkan (depopulasi) secara kejam dalam kekacauan dan kepanikan akibat matinya industri dan perdagangan di dalam negeri mereka.
Mungkin bagi sangkaan orang awam, keuntungan penjualan minyak akan dinikmati oleh negara-negara penghasil minyak seperti Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Libya dan Indonesia. Namun kenyataannya meskipun ladang produksi minyaknya ada di Arab Saudi dll, namun sebagian besar perusahaan penambang dan pengolah minyaknya dimiliki oleh perusahaan asing, Rockefeller beserta kolega-koleganya. Di Indonesia sendiri, 90% perusahaan minyak yang ada dimiliki oleh perusahaan asing. Maka jangan heran sebagai salah satu negara penghasil minyak, tidak ada sedikitpun jejak keuntungan besar yang diraup oleh negara ini. Sedikitpun dana yang ada belum terkorupsi, dana ini, dana itu yang tidak jelas kemana larinya. Yang jelas nikmatin ya mafia2 minyak itu, rakyat kecil kayak kita mah dianggap ngga perlu, yang penting beli BBM terus, dan sekarang dicabut subsidinya pula.
Saat ini, akibat propaganda Peak Oil, semua negara ramai-ramai mengembangkan minyak nabati yang disebut biofuel. Mereka menggunakan bahan pangan seperti jagung dan gula untuk membuat minyak baru. sekalipun mereka tahu energi yang diperlukan untuk memproduksi satu unit minyak biofuel lebih besar daripada energi yang kemudian bisa didapat dari satu unit minyak biofuel, rencana ini tetap jalan terus.
Selain itu, efek dari tindakan ini adalah mengurangi lahan pertanian untuk bahan pangan. Tanah pertanian yang sebenarnya untuk memproduksi bahan pangan sekarang sebagian dikonversi sebagai lahan pertanian yang produknya dipakai untuk membuat bahan baku biofuel. Salah satu penyebab kenaikan harga komoditi pertanian beberapa tahun terakhir ini adalah karena hal ini, dan kabar buruk bagi para kelas menengah dan orang miskin adalah intensitas program ini sekarang masih di tahap awal. Di tahun-tahun mendatang, akan ada semakin banyak lahan pertanian untuk memproduksi biofuel dan oleh sebab itu akan membuat pasokan bahan pangan menjadi semakin ketat, alias harga bahan pangan akan terus meningkat. …
food inflation menjadi perhatian para pengamat ekonomi, saya melihat dr perspektif lingkungan juga dan ternyata ada benang merahnya di teknik2 produksi GMO. Memperkecil lahan pertanian = menggantungkan hidup petani pada teknologi pertanian yg dikuasai asing, menjadikan lahan2 petani sbg industri trmsuk biofuel, kemudian kanibalisasi lahan dng menjadikan lahan pangan yg bergantung pd air tawar ke air asin. Saat ini ada ujicoba para insinyur monsanto membuat sawah di tepi pantai dng keramba spt rumput laut. its insane!
Masa Depan Minyak Bumi
Hari ini kita dianjurkan habis-habisan oleh pemerintah untuk menghemat energi BBM, demi menyisakan energi dari minyak untuk anak cucu kita.Jika memang minyak benar-benar akan habis dalam beberapa puluh tahun lagi, mengapa sekarang cadangan minyak terus meningkat dan produksinya kian meroket ?
Tahu 1980-an OPEC memutuskan kuota produksi minyak didasarkan pada jumlah cadangan yang ada di negara masing-masing, semakin besar cadangannya maka semakin besar pula produksinya .BElakangan ini Arab Saudi melaporkan peningkatan cadangan minyak mentahnya sekitar 200 miliar barel. stok Minyak Saudi aman dan berlimpah , kata para pejabatnya.
Ada juga laporan bahwa Rusia telah mengalami peningkatan yang jauh lebih besar pada cadangan minyaknya bahkan melampaui Arab Saudi. Mengapa Rusia mengumumkan hal ini jika Rusia percaya bahwa cadangan minyak adalah terbatas?tampak jelas bahwa Rusia telah siap dengan produksi minyak tak terbats di masa depan
Yang jelas ada kontradiksi besar antara teori keterbatasan minyak dengan fakta peningkatan cadangan minyak
Tampaknya bahwa setiap kali ada semacam krisis energi, OPEC selalu meningkatkan produksi . Alasannya mereka melakukannya untuk menurunkan harga, namun harga selalu naik karena mereka juga menyebarluaskan mitos bahwa mereka menguras beberapa cadangan terakhir untuk pasar.
Bukti ilmiah juga sangat bertentangan dengan keterbatasan suplai minyak, baru-baru ini diperbarui dalam paper Ilmiah yang dimuat Dalam ‘Energia’ menunjukkan bahwa minyak adalah zat abiotik,dan bukanlah produk yang berasal dari materi biologis yang mengalami pembusukan berjuta-juta tahun lalu. Minyak, bukan sumber daya non-terbarukan. seperti batubara, dan gas alam, yang bisa terisi kembali dari sumber dalam perut bumi.
Rusia berhasil membuktikan kalau minyak bumi ternyata bukan dari fosil dan dapat diperbaharui karena berasal dari lapisan magma lebih di kedalaman lebih dari 30,000 kaki dan tidak ditemukan lapisan organik.
Tidak kebetulan kemudian bahwa Rusia, yang memelopori penelitian ini kemudian melakukan serangkaian proyek penggalian minyak bumi dengan kedalaman yang lebih jauh lagi 30.000 meter,

Info murni berasal dari http://hati.unit.itb.ac.id/?p=417