Perubahan pada dasarnya adalah merubah cara manusia
dalam berpikir dan berperilaku.
Mengapa perubahan amat erat kaitannya dengan perubahan cara manusia dalam
berpikir dan berperilaku? Hal ini didasarkan pada pola yang ada pada manusia
itu sendiri. Pikiran manusialah yang pertama kali akan memulai suatu perilaku
dan perilaku adalah salah satu basis dari karakter yang akan dilakukan manusia. Istilahnya
siapa menabur pikir dia akan menuai perilaku, siapa menabur perilaku dia akan
menuai kebiasaan, dan siapa menabur kebiasaan dia akan menuai karakter. Jadi
karater perubahan yang sebenarnya sudah ada pada diri kita masing-masing
dapat berkembang dengan adanya perubahan midset berpikir terlebih dahulu pada
diri kita.
Salah
satu pertanyaan yang perlu dan harus sering kita afirmasikan pada diri kita
adalah “Siapakah saya sesungguhnya dan apakah saya
punya potensi untuk memperbaharui dunia ini?”. Urgensi dari afirmasi pernyataan ini sebenarnya untuk proses refleksi
diri kita, siapakah kita sekaligus untuk kembali menanyakan pada diri kita
kemampuan apa yang kita miliki sebagai salah satu bagian dari agen perubahan.
Jika misalnya kita saja tidak mengetahui siapa diri kita misalnya, bagaimana
kita mau menjadi salah satu agen perubahan? Atau ketika kita belum mengetahui
potensi yang kita miliki untuk merubah, pertanyaan yang timbul adalah
bagaimana perubahan itu akan efektif atau bahkan dapat berlangsung dengan
mulus.
Orang dengan DNA Unggul
Di
bagian selanjutnya akan dibahas mengenai beberapa manusia dengan DNA unggul.
Mereka antara lain adalah Prof. Muhammad Yunus, Paul S. Otellini, Sheikh Mohammed in Rasyid Al Maktoum, dan Martin Luther King.
Orang
pertama dengan DNA perubahan yang unggul adalah Prof.
Muhammad Yunus. Beliau merupakan
salah satu pencetus berdirinya “Bank untuk Para
Pengemis”. Beliau memiliki beberapa
paradigma yang cukup sensasional dan patut unutk kita teladani, yaitu:
1. Kemiskinan serupa dengan pohon bonsai
Yang
dimaksud kemiskinan seperti pohon bonsai adalah kemiskinan merupakan sesuatu
yang kecil dan sebenarnya mudah untuk terus dipangkas. Mungkin banyak orang
berpendapat bahwa kemiskinan sangat sulit untuk diberantas, akan tetapi
menurut Prof. Muhammad Yunus kemiskinan akan mudah diberantas apabila kita
mulai memberantasnya dari daun-daun dan ranting-rantingnya, yaitu para rakyat
miskin, atau dalam case ini berupa pengemis.
2. 3 Hal Pengubah
kemiskinan : akses, bebas jaminan, cicilan ringan.
Paradigma
kedua Prof. Muhammad Yunus adalah kemiskinan pada dasarnya diakibatkan oleh 3
hal, yaitu keterbatasan akses, jaminan yang berat, dan cicilan hutang usaha
yang cukup berat. Seringkali satu dari 3 sebab ini cukup untuk menggiring
seseorang menuju kemiskinan, apalagi akalu ketiganya bersinergi membentuk
suatu complicated case, sudah barang tentu seseorang tersebut akan menjadi
salah satu bagian dari kemiskinan. Maka dari itu Prof. Muhammad Yunus
menganjurkan bahwa kemiskinan dapat diberantas dengan memberikan akses modal
usaha yang jelas yang bebas jaminan, dengan cicilan modal usaha yang
bernominal kecil.
3. Sasaran utama adalah perempuan
Perempuan
merupakan salah satu sasaran penting pemberantasan kemiskinan adalah
paradigma pemikiran Prof. Muhammad Yunus berikutnya. Mengapa Prof. Muhammad
Yunus memilih perempuan menjadi salah satu agen penting pemberantasan
kemiskinan? Hal ini dikarenakan perempuan memiliki karakter teliti sehingga
diharapkan dengan memberikan peluang kepada perempuan dengan berupa modal
usaha diharapkan perekonomian suatu keluarga, bahkan suatu negara akan dapat
meningkat sehingga kemiskinan menurun agkanya.
4. work heart bukan work hard
Sedangkan paradigma
terakhir beliau adalah “work
heart bukan work hard”. Hal ini berarti menurut beliau pemberantasan
kemiskinan pada dasarnya adalah perjuangan yang dimulai dari hati bukan dari
usaha fisik semata.
Dan itulah perubahan. Perubahan itu digagas oleh orang yang cerdas, dilaksanakan orang yang berani dan demenangkan oleh orang yang ikhlas. So, maukah kita memegang peran dalam perubahan itu. Let's move and go ahead!
|
Selasa, 04 Desember 2012
Perubahan itu.......
Sabtu, 01 September 2012
Membangun Indonesia dengan Pondasi Merdeka
Tujuh belas agustus tahun empat
lima
Itula revolusi tiada tara
Bagi kita rakyat indonesia
Tapi mengapa kita terlena
Menganggapnya tak lebih dari
seonggok sampah
Tapi mengapa
Bukankah engkau sering upacara
Mengibarkan panji sang saka
Bukankah engkau juga masih
mendengar saudara
Sayup-sayup pekik di sana
Merdeka
Puisi refleksi di
atas menggambarkan indahnya satu kata. Merdeka. Kata yang sungguh indah terucap
kala itu. Setelah ratusan tahun terjajah, diinja-injak dan dipulo sara bangsa asing. Mulai dari Portugis, Spanyol, Inggris,
hingga dedengkot penjajah di Indonesia, Belanda. Kebijakan yang mereka ambil,
mulai dari monopoli rempah-rempah, cultur stelsel hingga pembunuhan terhadap
beribu-ribu bangsa pribumi yang apabila kita mengingatnya secara mendalam
mungkin kia bisa menangis melihatnya.
Tapi mengapa
setelah merdeka seolah terlena? Sungguh miris memang. Melihat kemerdekaan yang
ketika menebusnya saja harus dibayar dengan keringat dan darah dan setelah meredeka
generasi penerunya malah mengisinya dengan foya-foya, hura-hura dan kegiatan
lain sejenis yang tidak jelas jluntrungan
manfaatnya. Pertanyaan yang muncul adalah apakah pantas kita membayar darah
dengan hura-hura? Bukankah masih banyak pembangunan yang belum selesai.
Bukankah Founding Father kita,
Ir.Soekarno pernah mengatakan, “Revolusi belum selesai”.
Kawan, di luar
sana masih banyak yang masih kita perlu lakukan untuk negeri ini. Mulai dari
revitalisasi ideologi bangsa kita, hingga perbaikan di berbagai sektor teknis
di bangsa ini. Sudah terlalu banyak suara-suara destruktif terhadap negeri ini.
Sudah terlalu banyak suara-suara apnegeri ini. Sudah sepatutnya kawan kita
balas suara-suara tersebut dengan suara-suara konstruktif, suara yang membangun
negeri. Satu pertanyaan yang kini muncul, bagaimana caranya untuk
menggelegarkan suara konstruktif ini?
Hal pertama yang
perlu kita lakukan adalah revitalisasi ideologi yang dianut secara “nyata” oleh
bangsa ini. Memang kalau kita menanyakan kepada rakyat Indonesia pasti mereka
menjawab bahwa idelogi mereka adalah pancasila. Memang secara tertulis dan
hafalan ideologi kita adalah pancasila, akan tetapi sadarkah kita bahwa
ideologi kita kini telah bergeser menuju liberalisme, hedonisme, anarkisme, dan
masih banyak ideologi lainnya yang sebenarnya sudah merasuki banyak kepala
rakyat Indonesia. Dan anehnya virus-virus ideologi ini rata-rata bukan virus
lokal. Apa artinya? Berarti ada infiltrasi dari asing dalam hal menginjeksikan
virus-virus ideologi semacam liberalisme, hedonisme, anarkisme, apatisme ke
dalam kepala rakyat Indonesia. Mereka sadar cara melumpuhkan suatu bangsa
dimulai dari kepala dahulu. Setelah kepala tunduk maka seluruh tubuh juga akan
ikut tunduk pada mereka. Memang nista sekali rencana mereka. Akan tetapi kita
harus meng-counternya dengan aksi
nyata. Kita tanamkan rasa cinta kepad negeri ini, rasa memiliki negeri ini,
rasa peduli terhadap bangsa kita sendiri, dan rasa optimisme terhadap masa
depan bangsa ini minimal dari diri kiita masing-masing. Setelah terpatri kuat
marilah seara halus kita persuasikan hal ini kepada teman-teman kita, saudara
kita, orang tua kita, dan orang-orang di sekitar kita lainnya. Suatu perubahan
besar akan dimulai dari aksi kecil yang nyata.
Setelah itu
marilah kita kita isi kemerdekaan ini dengan pembangunan. Mungkin ada di antara
kita nantinya yang akan terjun ke private
sector, public sector, maupun third sector. Marilah sejak awal kita
rencanakan apa kontribusi kita nantinya ketika sudah menjadi profesional, entrepreneur, stakeholder pemerintahan terhadap negeri ini. Sedikit langkah awal
memulai ini adalah apakah kontribusi terbaik anda untuk bangsa ini sebagai
mahasiswa. Apakah Anda telah menanamkan sikap moral yang baik sebagai warga
negara Indonesia? Apakah selama ini Anda selalu jujur dalam pngisian absen
kelas dan menjawab soal ujian? Apaha Anda serius dan jujur dalam mengerjakan
tugas akhir? Apakah program kreativitas mahasiswa yang kalian jalankan
sebenarnya hanya untuk memenuhi prestise pribadi ataukan sebagai solusi
inovatif permasalahan bangsa ini? Hanya kitalah yang mampu menjawab pertanyaan
ini. Dan semoga selalu ada perbaikan diri kita demi bangsa Indoensia yang lebih
baik dan bermartabat.
Ospek yang Bermartabat Demi Generasi Baru yang Lebih Hebat
Ospek,
Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus. Mendengar kata ospek terbayang sejuta
pikiran negatif yang menyelubungi pikiran kita. Ospek itu perploncoan senior ke
junior yang tak jarang berakhir dengan kekerasan. Bagaimana kita tidak berpikir
seperti ini, wong selama ini kita selalu disuguhi berita kematian mahasiswa
akibat mengikuti kegiatan ospek. Berita terbaru adalah kematian 1 orang
mahasiswa Fakultas MIPA UNHAS yang mengikiuti ospek pada tahun ajaran 2011
lalu.
Berbicara mengenai urgensi ospek
bagi mahasiswa baru, sebenarnya ospek itu sangat penting bagi mereka. Ospek
merupakan sarana mahasiswa baru mengenal kebudayaan kampus. Dengan mengenal
lebih dalam mengenai budaya kampus tersebut, mahasiswa baru diharapkan tidak
canggung lagi terhadap dunia pergaulan di kampus, sistem pembelajaran yang
diterapkan di jurusan tersebut, sampai mengetahui karakter lulusan yang ingin
dicetak dari jurusan tersebut. Hasil yang diharapkan adalah mahasiswa yang
“siap tempur” nantinya dalam berkuliah dan warga negara profesional yang mampu
menyelesaikan berbagai macam permasalahan bangsa pada profesi yang ditekuninya.
Jadi dapat dikatakan ospek sangatlah
urgen keberadaannya bagi mahasiswa baru dam hal pengenalan kondisi lingkingan
secara komprehensif. Ospek dengan format apa yang harus diusung? Menurut
pendapat saya ospek yang diusung haruslah bermartabat dan diisi dengan skill development. Bermartabat dalam
arti perlakuan mahasiswa lama terhadap mahasiswa baru yang saling menghrmati
dan menghargai, dihapuskannya sistem feodal yang rigid yang sebelumnya dapat
membawa ospek pada tindak perploncoan, bahkan kekerasan. Dan satu lagi yang
penting ditambahkan pada ospek adalah pelatihan basic skill untuk mahasiswa baru, seperti pelatihan diskusi,
brainstorming, menulis, dan skill lain yang sekiranya sangat dibutuhkan oleh
mahasiswa baru dalam menjaani kehidupannya di kampus nanti, baik sebagai
akademisi maupun aktivis. Mari kita sambut ospek yang bermartabat demi generasi
baru yang lebih hebat yang akan menjadikan negeri kita ini lebih kuat.
HIDUP
MAHASISWA!
HIDUP
RAKYAT INDONESIA!
Sabtu, 09 Juni 2012
Propaganda Peak Oil; Ternyata Minyak Bumi Bukan Berasal Dari Fosil
KEBIJAKAN pemerintah soal bahan bakar minyak (BBM) selalu
saja ditunggu dengan harap-harap cemas, begitupun penetapan kuota produksi
negara-negara penghasil minyak (OPEC), yang berdampak pada fluktuasi harga BBM
di pasar internasional selalu diamati dengan penuh kekhawatiran.
Pesimistis dalam dunia perminyakan secara tidak sadar memang
telah dibangun dari awalnya. Kita semua percaya bahwa minyak bumi adalah bahan
bakar fosil, hampir setiap hari “fakta” ini disebut dalam berbagai media massa.
Lalu siapa sebenarnya yang pertama mengajukan teori (tepatnya hipotesis) yang
kadung dipercaya semua orang ini? Adalah Mikhailo V. Lomonosov, seorang
cendekiawan besar Rusia, yang pada 1757 mengajukan sebuah hipotesis bahwa
minyak bumi berasal dari sisa-sisa makhluk hidup.
Berdasarkan hipotesis ini, berarti minyak mentah akan
terbentuk sangat lambat, karena berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan binatang
yang telah mati, melewati jutaan tahun terkubur di bawah batuan, mengalami
tekanan dan suhu yang luar biasa, lalu mengubahnya menjadi minyak
mentah.
Industri minyak bumi modern lahir 145 tahun yang lalu di
Titusville, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS) ketika Edwin Drake sukses
melakukan pemboran pertama minyak bumi di AS. Kala itu hampir tidak ada yang
mengkhawatirkan berapa lama lagi perut bumi menyediakan minyaknya untuk dambil?
Tetapi sejak produksi minyak di AS memuncak sekitar 1970, sejumlah ahli
geologi, ahli ekonomi dan analis industri mulai mempertimbangkan sebuah
pertanyaan, berapa lama lagi pasokan minyak bumi dunia bisa memenuhi permintaan
yang terus meningkat? Banyak kalangan memprediksi, produksi minyak global akan
mencapai puncaknya beberapa tahun ke depan.
Konsekuensi dari hipotesis “bahan bakar fosil” tentunya
menyisakan pertanyaan-pertanyaan pesimis seperti itu. Berapa banyak minyak
mentah yang masih tersisa di dalam perut bumi? Dan kapan habisnya?
Menurut National Geographic, jumlah minyak mentah yang
tersisa di bumi diprediksi sekitar 1,2 triliun barrel. Walaupun ladang minyak
baru banyak ditemukan, tetapi pasokan saat ini tidak sebanding dengan
penemuan-penemuan ladang tersebut. Berdasarkan gambaran konsumsi saat ini,
berarti perkiraan 1,2 triliun barrel minyak bumi akan habis dalam tempo 44
tahun.
Benarkah masa kejayaan energi tak terbarukan ini akan segera
berakhir? Akankah tak kan tersisa lagi tetesan minyak di jebakan kerak bumi?
Ataukah ini hanya isu-isu yang sengaja dihembuskan untuk melambungkan harga
“emas hitam” ini?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut kita mesti
meninjau ulang hipotesis biogenik Lomonosov yang dibuat hampir 250 tahun yang
lalu itu. Beberapa ilmuwan mulai mempertanyakan pandangan tradisional ini. Pada
abad ke-19 hipotesis ini untuk pertama
kalinya ditolak seorang naturalis dan geolog Jerman kenamaan, Alexander von
Humboldt, dan ahli kimia termodinamik Prancis, Louis Joseph Gay-Lussac,
kemudian mereka mengajukan dalil alternatif yang menyatakan bahwa minyak bumi
adalah materi primordial (purba) yang memancar dari tempat yang sangat dalam,
dan tak ada hubungannya dengan materi biologis dari permukaan bumi.
Dengan berkembangnya ilmu kimia selama abad kesembilan
belas, terutama ketika hukum kedua termodinamika ditemukan oleh Clausius pada
1850, hipotesis Lomonosov terus diserang, tak kurang dari pakar kimia Prancis
Marcellin Berthelot mencemooh hipotesis asal biologis dari minyak bumi ini.
Berthelot adalah orang pertama yang melakukan percobaan yang melibatkan
serangkaian apa yang sekarang disebut sebagai reaksi Kolbe dan menunjukkan
bahwa minyak bumi bisa dihasilkan dengan melarutkan baja dengan asam kuat tanpa
melibatkan molekul atau proses biologis.
Selama kuartal terakhir abad kesembilan belas, ahli kimia
Rusia Dmitri Mendeleevjuga menguji dan menolak hipotesis Lomonosov ini. Mendeleev menyatakan dengan jelas bahwa
minyak bumi merupakan bahan primordial yang keluar dari kedalaman yang jauh.
Dengan persepsi yang luar biasa, Mendeleev membuat hipotesis tentang adanya
struktur geologi yang ia sebut “patahan dalam” (deep fault) tempat minyak bumi
melaluinya dari kedalaman.
Pada 1951, dalam sebuah kongres geologi minyak bumi, seorang
geolog asal Rusia Nikolai A. Kudryavtsev
mengajukan teori asal-usul minyak bumi abiotik atau abiogenik, setelah
menganalisis hipotesis Lomonosov yang terbukti salah. Inilah untuk pertama
kalinya teori abiotik modern dicanangkan untuk mengganti teori konvensional.
Kudryavtsev tidaklah sendiri, dia mendapat banyak dukungan termasuk
dari para ilmuwan barat, seperti Thomas Gold dan Dr JF Kenney. Bahkan Kenney bersama ilmuwan Rusia lainnya
benar-benar mampu membangun reaktor dan membuktikan minyak bumi bisa dihasilkan
dari kalsium karbonat dan oksida besi, dua senyawa yang melimpah di kerak bumi.
Baru-baru ini, para peneliti dari Royal Institute of
Technology di Stockholm, Swedia telah
berhasil membuktikan bahwa fosil-fosil dari hewan dan tumbuhan tidak lagi
diperlukan untuk menghasilkan minyak mentah. Temuan ini begitu revolusioner
karena sangatlah berarti, di satu sisi akan memudahkan menemukan sumber-sumber
energi, di sisi lain sumber energi ini dapat ditemukan di seluruh dunia.
“Dengan menggunakan penelitian ini, bahkan kami dapat
mengatakan di mana minyak bumi dapat ditemukan di Swedia,” kata Vladimir
Kutcherov, profesor yang memimpin riset ini.
Bersama dengan koleganya, Vladimir Kutcherov telah melakukan
simulasi suatu proses yang melibatkan tekanan dan panas yang terjadi secara
alami di lapisan dalam bumi, proses yang menghasilkan hidrokarbon, komponen
utama dalam minyak dan gas alam.
Menurut Kutcherov, penemuan ini mengindikasikan dengan jelas
bahwa pasokan minyak bumi tidak akan habis. “Tidak ada keraguan bahwa
penelitian kami membuktikan bahwa minyak mentah dan gas alam yang dihasilkan,
tanpa melibatkan fosil. Semua jenis batuan dasar dapat berfungsi sebagai
reservoir minyak,” kata Vladimir Kutcherov kepada Science Daily, baru-baru ini.
Kutcherov pun mampu membuktikan bahwa hidrokarbon dapat
dibuat dari air, kalsium karbonat dan zat besi. Ini berarti minyak bumi merupakan sumber energi
berkelanjutan dan terbarukan.
Proses abiotik untuk menghasilkan minyak bumi dimungkinkan
lewat proses yang disebutFischer-Tropsch, reaksi kimia yang mengubah campuran
karbonmonoksida dan hidrogen menjadi hidrokarbon cair. Proses ini dikembangkan
dan dipatenkan pada tahun 1920, kemudian digunakan selama Perang Dunia II oleh Jerman dan Jepang. Proses ini pun
menjadi dasar penciptaan bahan bakar jet yang dibuat dari air di AS, seperti
dilaporkan majalah Wired (9/9/09).
Misteri Pulau Eugene 330 dan cadangan Minyak Yang Terisi
Kembali
Pulau Eugene merupakan ladang minyak di Teluk Meksiko,
sekitar 80 mil lepas pantai Louisiana, AS. Lansekap kepulauan ini terbelah
dengan celah dan rekahan dalam yang spontan memuntahkan gas dan minyak. Ladang minyak ini ditemukan
pada 1973 dan mulai memproduksi sekitar
15.000 barel per hari. Pada 1989, aliran minyaknya berkurang menjadi 4.000
barel per hari. Tetapi tanpa alasan logis apapun, secara tiba-tiba produksinya
meningkat menjadi 13.000 barel. Selain itu, taksiran cadangan meroket 60-400
juta barel.
Apa yang terjadi di bawah Teluk Meksiko?
Apa yang ditemukan para peneliti ketika menganalisis ladang
minyak ini dengan pencitraan seismik
3-D? Ternyata ada patahan dalam yang tidak bisa dijelaskan, dan minyak telah
memancar dari suatu kedalaman yang tidak diketahui sebelumnya, dan bermigrasi
ke atas melalui batuan untuk mengisi pasokan yang ada.
Para peneliti menemukan ketika mereka menganalisis ladang
minyak dengan selang waktu pencitraan 3-D seismik bahwa minyak memancar dalam
dari sumber yang lebih dalam yang sebelumnya tidak diketahui dan bermigrasi
naik melalui celah bebatuan untuk mengisi pasokan yang ada.Selanjutnya,
analisis minyak yang sekarang sedang diproduksi di Pulau Eugene menunjukkan
perbedaan usia geologis dari minyak yang diproduksi di sana sebelum tahun 1989.
Dugaan kuat, minyak mentah yang baru, muncul dari sumber yang berbeda, sumber
yang tidak bisa dijelaskan.
Perkiraan terakhir dari cadangan minyak kemungkinan naik
dari 60 juta barel menjadi 400 juta barel. Baik ilmuwan dan ahli geologi dari
perusahaan-perusahaan minyak besar telah melihat bukti dan mengakui bahwa
ladang minyak Pulau Eugene mengalami pengisian ulang sendiri.
Sumber minyak dari suatu kedalaman di Pulau Eugene sangat
mendukung teori Thomas Gold yang ditulis dalam bukunya The Deep Hot Biosphere.
Gold menetapkan, “minyak bumi sebenarnya adalah aliran primordial terbarukan
yang terus-menerus diproduksi oleh bumi dalam kondisi panas dan tekanan yang
luar biasa. Ketika zat ini bermigrasi ke permukaan, ia diserbu oleh bakteri,
sehingga minyak bumi tampak seperti memiliki asal usul organik dari zaman
dinosaurus. “
Sumber minyak di Pulau Eugene serta gagasan Gold membuat
insinyur perminyakan bertanya-tanya tentang situasi yang sama di ladang minyak
Timur Tengah yang tak ada habisnya.
“Timur Tengah memiliki lebih dari dua kali lipat cadangan
minyak dalam 20 tahun terakhir, meskipun setengah abad dieksploitasi dan
penemuan baru relatif sedikit,” ujar
Norman Hyne, seorang profesor di Universitas Tulsa, Oklahoma, AS.
“Teori yang tak konvensional (teori
abiogenik ) tentunya akan berubah menjadi benar,” katanya.
Keberadaan ladang minyak yang bisa memperbaharui pasokan
sendiri menghancurkan mitos teori asal usul minyak.dan Jika minyak memang
benar-benar berasal darizat anorganik alami maka bagaimana bisa dikatakan
minyak adalah energi tak terbarukan ?
Beberapa Contoh Bukti Kasus Konspirasi Kebohongan tentang
Kelangkaan Sumber Minyak
Inti dari masalah ini adalah bahwa jika minyak banyak di
daerah-daerah di mana kita diberitahu oleh pemerintah dan perusahaan minyak
yang tidak memiliki bukti yang jelas bahwa kelangkaan buatan disimulasikan
dalam rangka untuk mendorong maju segudang agenda lainnya. Dan kami memiliki
contoh nyata dimana hal ini telah terjadi.
Seperti pada perusahaan pengeboran minyak raksasa Chevron
dan Texaco, mereka mendapat memo untuk sengaja menciptakan kelangkaan minyak
dengan membatasi kapsitas produksi dengan menutup kilang minyak tertentu dengan
alasan minyak telah habis di sumber tersebut. Ini adalah upaya lobi nasional
yang dipimpin oleh American Petroleum Institute untuk mendorong
perusahaan-perusahaan kilang minyak untuk melakukan hal ini.
” Sebuah memo internal yang Chevron menyatakan; “Seorang
analis energi senior di konvensi API baru-baru ini memperingatkan bahwa
meskipun industri minyak AS tidak mengurangi kapasitas penyulingan hal ini
tidak akan menimbulkan peningkatan substansial dalam margin kilang.”
Memo ini semakin memperjelas bahwa gagasan untuk pengurangan
dalam kapasitas penyulingan dan pembatasan dalam membuka kilang baru tidak
datang dari organisasi lingkungan, seperti yang dikatan oleh para produsen
minyak , tetapi melalui kebijakan yang disengaja dari mereka sendiri.
Program Illuminati Dibalik Kebohongan Keterbatasan Alam
Dalam Produksi Minyak Bumi
Teori Peak Oil adalah kebohongan masif yang dirancang untuk
menciptakan kelangkaan buatan demi mendongkrak harga, juga memberikan negara
sebuah alasan untuk mengorbankan standar hidup yang telah kita perjuangkan
dengan susah payah. Publisitas menciptakan CFR dan Club of Rome strategy manual
sejak 30 tahun lalu mengatakan bahwa pemerintah global perlu mengontrol
populasi dunia melalui neo-feodalisme dengan menciptakan kelangkaan buatan.
Sekarang arsitek sosial de-industrialisasi Amerika Serikat
menyalahkan disintegrasi ekonomi kita pada kurangnya pasokan energi.
Sekarang ekonomi dunia telah menjadi begitu terpusat melalui
operasi globalisasi, mereka akan terus mengkonsolidasikan dan menyalahkan
pemakaian berlebihan atas bahan bakar yang bersumber dari fosil, sementara pada
saat yang sama mereka juga menghalangi pengembangan dan integrasi teknologi
bersih yang terbarukan.
Dengan kata lain, Sumber minyak bumi yang dinyatakan dari
fosil mahluk hidup adalah kebohongan besar untuk menciptakan kelangkaan buatan
dan mengendalikan harga . Sementara itu, teknologi bahan bakar alternatif yang
telah ada selama beberapa dekade juga sengaja ditekan pengembangannya. Peak Oil
adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh elit, oleh industri minyak, oleh
orang-orang bahwa Anda akan berpikir puncak minyak akan membahayakan, kecuali
itu adalah penutup untuk agenda lain.
Produksi Minyak Dunia Menurut Sekenario Peak Oil Theory
Dan begitulah realitanya dunia ini yang penuh dengan
kepalsuan. Teori bahwa minyak bumi berasal dari sisa fosil biologis zaman
dahulu memanglah sebuah kebohongan besar dari para elit zionis-Illuminati (yang
memang sejak awal menguasai bisnis minyak, media, dan institusi pendidikan).
Illuminati ingin menggunakan propaganda Peak Oil untuk menaikkan harga minyak
dan mengeksekusi rencana depopulasi dunia mereka.
Saat harga minyak naik melewati kemampuan beli sejumlah
besar negara, hanya negara-negara yang diizinkan hidup oleh Illuminati yang
akan mendapatkan minyak. Beberapa milyar penduduk bumi akan dimusnahkan
(depopulasi) secara kejam dalam kekacauan dan kepanikan akibat matinya industri
dan perdagangan di dalam negeri mereka.
Mungkin bagi sangkaan orang awam, keuntungan penjualan
minyak akan dinikmati oleh negara-negara penghasil minyak seperti Arab Saudi,
Kuwait, Uni Emirat Arab, Libya dan Indonesia. Namun kenyataannya meskipun
ladang produksi minyaknya ada di Arab Saudi dll, namun sebagian besar
perusahaan penambang dan pengolah minyaknya dimiliki oleh perusahaan asing,
Rockefeller beserta kolega-koleganya. Di Indonesia sendiri, 90% perusahaan
minyak yang ada dimiliki oleh perusahaan asing. Maka jangan heran sebagai salah
satu negara penghasil minyak, tidak ada sedikitpun jejak keuntungan besar yang
diraup oleh negara ini. Sedikitpun dana yang ada belum terkorupsi, dana ini,
dana itu yang tidak jelas kemana larinya. Yang jelas nikmatin ya mafia2 minyak
itu, rakyat kecil kayak kita mah dianggap ngga perlu, yang penting beli BBM
terus, dan sekarang dicabut subsidinya pula.
Saat ini, akibat propaganda Peak Oil, semua negara
ramai-ramai mengembangkan minyak nabati yang disebut biofuel. Mereka
menggunakan bahan pangan seperti jagung dan gula untuk membuat minyak baru.
sekalipun mereka tahu energi yang diperlukan untuk memproduksi satu unit minyak
biofuel lebih besar daripada energi yang kemudian bisa didapat dari satu unit
minyak biofuel, rencana ini tetap jalan terus.
Selain itu, efek dari tindakan ini adalah mengurangi lahan pertanian
untuk bahan pangan. Tanah pertanian yang sebenarnya untuk memproduksi bahan
pangan sekarang sebagian dikonversi sebagai lahan pertanian yang produknya
dipakai untuk membuat bahan baku biofuel. Salah satu penyebab kenaikan harga
komoditi pertanian beberapa tahun terakhir ini adalah karena hal ini, dan kabar
buruk bagi para kelas menengah dan orang miskin adalah intensitas program ini
sekarang masih di tahap awal. Di tahun-tahun mendatang, akan ada semakin banyak
lahan pertanian untuk memproduksi biofuel dan oleh sebab itu akan membuat
pasokan bahan pangan menjadi semakin ketat, alias harga bahan pangan akan terus
meningkat. …
food inflation menjadi perhatian para pengamat ekonomi, saya
melihat dr perspektif lingkungan juga dan ternyata ada benang merahnya di
teknik2 produksi GMO. Memperkecil lahan pertanian = menggantungkan hidup petani
pada teknologi pertanian yg dikuasai asing, menjadikan lahan2 petani sbg
industri trmsuk biofuel, kemudian kanibalisasi lahan dng menjadikan lahan
pangan yg bergantung pd air tawar ke air asin. Saat ini ada ujicoba para
insinyur monsanto membuat sawah di tepi pantai dng keramba spt rumput laut. its
insane!
Masa Depan Minyak Bumi
Hari ini kita dianjurkan habis-habisan oleh pemerintah untuk
menghemat energi BBM, demi menyisakan energi dari minyak untuk anak cucu
kita.Jika memang minyak benar-benar akan habis dalam beberapa puluh tahun lagi,
mengapa sekarang cadangan minyak terus meningkat dan produksinya kian meroket ?
Tahu 1980-an OPEC memutuskan kuota produksi minyak didasarkan
pada jumlah cadangan yang ada di negara masing-masing, semakin besar
cadangannya maka semakin besar pula produksinya .BElakangan ini Arab Saudi
melaporkan peningkatan cadangan minyak mentahnya sekitar 200 miliar barel. stok
Minyak Saudi aman dan berlimpah , kata para pejabatnya.
Ada juga laporan bahwa Rusia telah mengalami peningkatan
yang jauh lebih besar pada cadangan minyaknya bahkan melampaui Arab Saudi.
Mengapa Rusia mengumumkan hal ini jika Rusia percaya bahwa cadangan minyak
adalah terbatas?tampak jelas bahwa Rusia telah siap dengan produksi minyak tak
terbats di masa depan
Yang jelas ada kontradiksi besar antara teori keterbatasan
minyak dengan fakta peningkatan cadangan minyak
Tampaknya bahwa setiap kali ada semacam krisis energi, OPEC
selalu meningkatkan produksi . Alasannya mereka melakukannya untuk menurunkan
harga, namun harga selalu naik karena mereka juga menyebarluaskan mitos bahwa
mereka menguras beberapa cadangan terakhir untuk pasar.
Bukti ilmiah juga sangat bertentangan dengan keterbatasan
suplai minyak, baru-baru ini diperbarui dalam paper Ilmiah yang dimuat Dalam
‘Energia’ menunjukkan bahwa minyak adalah zat abiotik,dan bukanlah produk yang
berasal dari materi biologis yang mengalami pembusukan berjuta-juta tahun lalu.
Minyak, bukan sumber daya non-terbarukan. seperti batubara, dan gas alam, yang
bisa terisi kembali dari sumber dalam perut bumi.
Rusia berhasil membuktikan kalau minyak bumi ternyata bukan
dari fosil dan dapat diperbaharui karena berasal dari lapisan magma lebih di kedalaman
lebih dari 30,000 kaki dan tidak ditemukan lapisan organik.
Tidak kebetulan kemudian bahwa Rusia, yang memelopori
penelitian ini kemudian melakukan serangkaian proyek penggalian minyak bumi
dengan kedalaman yang lebih jauh lagi 30.000 meter,
Info murni berasal dari http://hati.unit.itb.ac.id/?p=417
Langganan:
Postingan (Atom)