Perubahan pada dasarnya adalah merubah cara manusia
dalam berpikir dan berperilaku.
Mengapa perubahan amat erat kaitannya dengan perubahan cara manusia dalam
berpikir dan berperilaku? Hal ini didasarkan pada pola yang ada pada manusia
itu sendiri. Pikiran manusialah yang pertama kali akan memulai suatu perilaku
dan perilaku adalah salah satu basis dari karakter yang akan dilakukan manusia. Istilahnya
siapa menabur pikir dia akan menuai perilaku, siapa menabur perilaku dia akan
menuai kebiasaan, dan siapa menabur kebiasaan dia akan menuai karakter. Jadi
karater perubahan yang sebenarnya sudah ada pada diri kita masing-masing
dapat berkembang dengan adanya perubahan midset berpikir terlebih dahulu pada
diri kita.
Salah
satu pertanyaan yang perlu dan harus sering kita afirmasikan pada diri kita
adalah “Siapakah saya sesungguhnya dan apakah saya
punya potensi untuk memperbaharui dunia ini?”. Urgensi dari afirmasi pernyataan ini sebenarnya untuk proses refleksi
diri kita, siapakah kita sekaligus untuk kembali menanyakan pada diri kita
kemampuan apa yang kita miliki sebagai salah satu bagian dari agen perubahan.
Jika misalnya kita saja tidak mengetahui siapa diri kita misalnya, bagaimana
kita mau menjadi salah satu agen perubahan? Atau ketika kita belum mengetahui
potensi yang kita miliki untuk merubah, pertanyaan yang timbul adalah
bagaimana perubahan itu akan efektif atau bahkan dapat berlangsung dengan
mulus.
Orang dengan DNA Unggul
Di
bagian selanjutnya akan dibahas mengenai beberapa manusia dengan DNA unggul.
Mereka antara lain adalah Prof. Muhammad Yunus, Paul S. Otellini, Sheikh Mohammed in Rasyid Al Maktoum, dan Martin Luther King.
Orang
pertama dengan DNA perubahan yang unggul adalah Prof.
Muhammad Yunus. Beliau merupakan
salah satu pencetus berdirinya “Bank untuk Para
Pengemis”. Beliau memiliki beberapa
paradigma yang cukup sensasional dan patut unutk kita teladani, yaitu:
1. Kemiskinan serupa dengan pohon bonsai
Yang
dimaksud kemiskinan seperti pohon bonsai adalah kemiskinan merupakan sesuatu
yang kecil dan sebenarnya mudah untuk terus dipangkas. Mungkin banyak orang
berpendapat bahwa kemiskinan sangat sulit untuk diberantas, akan tetapi
menurut Prof. Muhammad Yunus kemiskinan akan mudah diberantas apabila kita
mulai memberantasnya dari daun-daun dan ranting-rantingnya, yaitu para rakyat
miskin, atau dalam case ini berupa pengemis.
2. 3 Hal Pengubah
kemiskinan : akses, bebas jaminan, cicilan ringan.
Paradigma
kedua Prof. Muhammad Yunus adalah kemiskinan pada dasarnya diakibatkan oleh 3
hal, yaitu keterbatasan akses, jaminan yang berat, dan cicilan hutang usaha
yang cukup berat. Seringkali satu dari 3 sebab ini cukup untuk menggiring
seseorang menuju kemiskinan, apalagi akalu ketiganya bersinergi membentuk
suatu complicated case, sudah barang tentu seseorang tersebut akan menjadi
salah satu bagian dari kemiskinan. Maka dari itu Prof. Muhammad Yunus
menganjurkan bahwa kemiskinan dapat diberantas dengan memberikan akses modal
usaha yang jelas yang bebas jaminan, dengan cicilan modal usaha yang
bernominal kecil.
3. Sasaran utama adalah perempuan
Perempuan
merupakan salah satu sasaran penting pemberantasan kemiskinan adalah
paradigma pemikiran Prof. Muhammad Yunus berikutnya. Mengapa Prof. Muhammad
Yunus memilih perempuan menjadi salah satu agen penting pemberantasan
kemiskinan? Hal ini dikarenakan perempuan memiliki karakter teliti sehingga
diharapkan dengan memberikan peluang kepada perempuan dengan berupa modal
usaha diharapkan perekonomian suatu keluarga, bahkan suatu negara akan dapat
meningkat sehingga kemiskinan menurun agkanya.
4. work heart bukan work hard
Sedangkan paradigma
terakhir beliau adalah “work
heart bukan work hard”. Hal ini berarti menurut beliau pemberantasan
kemiskinan pada dasarnya adalah perjuangan yang dimulai dari hati bukan dari
usaha fisik semata.
Dan itulah perubahan. Perubahan itu digagas oleh orang yang cerdas, dilaksanakan orang yang berani dan demenangkan oleh orang yang ikhlas. So, maukah kita memegang peran dalam perubahan itu. Let's move and go ahead!
|
Selasa, 04 Desember 2012
Perubahan itu.......
Langganan:
Postingan (Atom)